Bookmark and Share

Monday, December 14, 2009

ANDAIKAN DIA KENAL YESUS



Matius 11 : 28-30 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

Ada satu peristiwa yang cukup membuat saya terenyuh mengenai seorang wanita, yang tidak pernah saya kenal. Bertahun-tahun yang lalu, ada seorang ibu yang sudah ditinggal mati oleh suaminya, sehingga hanya tinggal ibu ini dan satu anak perempuannya yang masih SD kelas 4. Mereka bukan berasal dari keluarga yang mampu, dan juga sejak kepergian suaminya itu, keluarga besarnya tidak ada yang mau menolong mereka. Karena situasi ini, sang ibu harus berjuang sendiri mencari nafkah demi kelangsungan hidupnya dan anak satu-satunya. Bahkan akhirnya mereka sengaja pindah ke kota Bandung ini untuk menghindari keluarga besar itu. Jadilah mereka sebatang kara di kota baru, jauh dari orang-orang yang mereka kenal.

Cukup sulit bagi ibu ini untuk mendapatkan pekerjaan. Apalagi ibu ini meminta supaya setiap jam pulang sekolah anaknya, ia ingin diijinkan keluar agar dapat menjemput anaknya itu. Jadi, tidak setiap perusahaan yang bisa melakukannya. Dan jika permintaannya ini tidak dipenuhi, ibu ini lebih memilih untuk tidak menerima pekerjaan itu. Cukup lama juga waktu yang ia butuhkan sampai akhirnya harapannya ini terkabul. Akhirnya ada satu pabrik yang menerimanya sekaligu memenuhi permintaannya itu, tapi tentu saja gaji yang dia terima jadi lebih kecil sebagai konsekuensinya.

Tapi karena rasa sayang yang tidak terkira, ibu ini rela bekerja siang malam demi anak semata wayang itu. Pagi-pagi, ibu ini sudah bangun dan membereskan rumah kontrakan mereka, menyiapkan makan dan membantu anaknya membereskan keperluan sekolahnya, lalu berangkat mengantar anaknya itu ke sekolah. Kadang jalan kaki, kadang naik becak, kadang naik angkot, tergantung keadaan keuangan mereka.

Setelah anaknya sampai di sekolah, ia pun berangkat kerja ke satu pabrik, yang sungguh karena kemurahan Tuhan, mengijinkan dia pada jam pulang sekolah anaknya, ia bisa pamit dan menjemput anaknya dulu, membawanya ke rumah, menyiapkan makan, dan barulah ia kembali ke pabrik dan kembali bekerja. Pulang sedikit larut, bergegas ke rumah dan membereskan rumah, dan menemani anaknya belajar, barulah ia bisa sedikit beristirahat.

Itulah yang ia kerjakan setiap hari, hampir tidak ada waktu untuk dirinya sendiri, kecuali tidur beberapa jam sehari. Di dalam hati dan pikirannya, hanya tertuju pada anak perempuannya itu. Tidak ada yang dapat menggantikannya. Dengan tidak mengeluh ia melakukan itu, hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan dan tahun ke tahun. Tujuan hidupnya Cuma satu, ia ingin anaknya mengalami hidup yang lebih baik dari dirinya. Seluruh hidupnya ia berikan untuk anaknya itu.

Pagi itu, seperti biasa ia pergi ke sekolah mengantar anaknya, dan setelah itu ia berangkat kerja. Dan ketika jam pulang sekolah, ia keluar dari lingkungan pabrik dan pergi menjemput anaknya. Karena hari sangat terik, iapun memilih untuk naik becak bersama anaknya itu. Dan seperti biasanya juga mereka bercengkerama dan mengobrol tentang pengalaman anaknya di sekolah.

Tiba-tiba, ada sebuah mobil berlari dengan kencang ke arah mereka. Sang ibu berteriak mengingatkan tukang becaknya, namun tidak bisa dihindari lagi, akhirnya mobil itu menabrak becak mereka dengan sangat kencang. Becakpun terpental jauh, tak lama kemudian berhenti dan terguling, sementara para penumpangnya sudah terlempar lebih dulu. Sang ibu berteriak menyerukan anaknya yang terlempar entah ke mana. “ANAKKU...!!!!” Dunia seperti mendadak berhenti. Hidupnya seperti sudah terhilang, terbawa ke alam lain. Yang ada dalam pikirannya adalah bagaimana dengan anaknya. Kemudian gelap menyelimuti kepalanya.

“Anakku...anakku..anakku..mana anakku..???” suaranya begitu lirih terdengar, dan kalimat itulah yang pertama kali muncul di mulutnya ketika ia tersadar dari pingsan yang cukup lama. Ia sudah ada di rumah sakit, entah siapa yang membawanya ke sana. Tapi yang pasti, seluruh tubunya terasa sakit karena luka-luka yang dalam. Matanya sulit memandang dengan jelas. Tapi pikirannya membunyikan alarm yang panjang...anaknya dimana? Bagaimana keadaannya?

Seorang perawat datang menjenguk keadaannya, lalu menolong ia untuk minum. Tapi ia tak butuh minum. Ia perlu tahu keberadaan anaknya. Di mana ia? Tapi anehnya tak ada yang bisa memberinya jawaban. Ternyata, entah mengapa, ia juga tak mengerti, anaknya dibawa ke rumah sakit yang lain, karena yang membawa mereka berbeda kendaraan, jadinya mereka ditaruh di dua rumah sakit yang berbeda. Ia menjerit, meronta dan memohon agar dibawa pada anaknya.

Akhirnya pihak rumah sakit mengijinkan ia pergi, bahkan menolongnya meminjamkan ambulans. Sesampai di rumah sakit di mana anaknya dirawat, anehnya mereka malah terdiam dan sepertinya tidak tahu keadaan putrinya itu. Mereka memandang dia dengan pandangan aneh, sehingga akhirnya ia tahu kalau ada yang tidak beres. Perasaannya mengatakan demikian.

Air matanya meleleh, mengalir turun tanpa dapat dibendung. Ia tahu, ia mengerti. Mereka tidak perlu mengkonfirmasikan lagi, ia sudah mengerti. Anaknya, yang menjadi satu-satunya alasan mengapa ia masih bertahan hidup sampai hari ini, kini sudah tiada. Putri satu-satunya itu sudah pergi, meninggalkan dia seorang diri. Ia pun berteriak dalam hatinya,”Tuhan...Cuma tinggal dia satu-satunya milikku yang berharga, masakan Tuhan tega mengambilnya juga dari padaku? Cuma dia satu-satunya yang membuatku bertahan untuk hidup...”

Ketika teman-teman anaknya melayat di rumah duka, sang ibu hanya terdiam merenung memandangi peti jenazah anaknya itu. Hatinya tersayat perih...tidak ada lagi yang perlu kubela sekarang. Tidak perlu lagi aku hidup dan berjuang keras. Dia sudah tiada..... semua orang yang datang hari itu memperhatikan bahwa sudah tak ada lagi air mata mengalir, dukanya sudah terlalu dalam di hatinya yang membeku.

.....

Kisah ini adalah sebuah kisah nyata yang pernah terjadi bertahun-tahun yang lampau. Entah kenapa saya teringat lagi dan jadi tergerak untuk menuliskannya. Suatu kisah kebaikan dan kepahlawanan seorang wanita. Bagi keluarganya, bagi orang yang dikasihinya.

Saya tidak pernah tahu bagaimana selanjutnya kisah wanita ini. Ada yang sempat khawatir, takut kalau-kalau akhirnya ia bunuh diri, tapi ada juga yang mengatakan kalau dia masih ada dan tetap bekerja. Namun tidak ada yang tahu pasti. Satu hal saya belajar dari ibu ini, bagaimana ia punya kasih yang tidak bersyarat bagi anaknya.

Kasih untuk anaknya itu memotivasi dia untuk bertahan hidup dan terus berjuang di tengah kesulitan hidup yang mereka alami. Tapi akan jauh lebih baik, kalau seandainya ia tahu, bahwa di balik semuanya itu, ada Yesus yang mengasihi mereka dan siap mengulurkan tangan bagi orang yang berseru dengan sungguh-sungguh dalam namaNya. Seandainya saja mereka tahu itu.

Sobat, kalau hari ini anda bertemu dengan ibu ini, tolong sampaikan padanya kalau ada pribadi yang sangat mengasihinya, dan tidak pernah meninggalkannya. Namanya Yesus. Ia adalah segalanya bagi setiap orang yang mau datang kepadaNya. Ia sanggup memikul beban-bebannya. Ia mau menanggung beban itu bersamanya.

Tolong sampaikan hal itu juga pada tiap orang yang sedang dalam beban yang berat saat ini. Yesus menantikan mereka semua untuk menyerahkan hidup mereka ke dalam tanganNya. Seandainya saja mereka kenal Yesus...hidup mereka takkan pernah sama lagi. Amin

By : Ps. Sariwati Goenawan – IFGF GISI Bandung



Terimakasih buat Ps.Sariwati Gownawan untuk ijin posting Artikel Rohani Ini

Klik Disini Untuk Artikel Lain

1 comment:

Anonymous said...

cerita nya baguzzz...

begitu besar pengorbanan seorang ibu bwt anaknya..

Begitu jg Pengorbanan Tuhan ke kita anak2 Nya..
walaupun kita sering lupa akan Pengorbanan Tuhan, tp Tuhan tidak pernah lupa pada kita..

kirim lagi crita2 yg bguz ky, supaya kita makin inget Kasih Tuhan yg begitu bsr bwt hidup kita.

God Bless..^_^

Post a Comment

 
© Copyright 2010 Hengkychou - Presents :: Contact Person: Yahoo Messenger: zhouxianxi@yahoo.com